Assalamualaikum^^ Anyeong Haseyo^^

Selamat datang di blog Claugita Andini
Komen sebanyak-banyaknya ya
Follow juga blog-ku dan nanti blog-mu juga akan di-follback
gomawo^^

Rabu, 14 Maret 2012

Belajar Sukses dalam Keterbatasan Fasilitas dan Sarana di Sekolah

  

 Sepotong gambar diatas mungkin akan mengingatkan kita kembali pada film fenomenal yang diangkat dari novel yang fenomenal "Laskar Pelangi" yang dikarang oleh Andrea Hirata. Bercerita tentang perjuangan anak-anak Belitung dalam menggapai impiannya di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada. Mulai dari keterbatasan ekonomi, sehingga anak-anak yang sebagian besar dari keluarga Nelayan itu tidak punya pilihan tempat sekolah lain selain SD Muhammadiyah Gantong. Meskipun demikian di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada, mereka dengan penuh semangat dan optimis belajar sungguh-sungguh dengan keadaan kelas yang bisa disebut tidak layak. Ruang kelas akan terasa sangat panas jika matahari sedang terik-teriknya dan akan bocor dimana-mana jika musim hujan tiba. Namun mereka tetap yakin bahwa mereka akan bisa menjadi sukses dan menggapai impian mereka walaupun dengan keadaan fasilitas sekolah yang tidak mendukung sama sekali. Berkat keyakinan mereka yang tinggi pun, mereka akhirnya bisa mencapai impian mereka masing-masing dan ikut membawa nama sekolah mereka menjadi terkenal dan menjadi sekolah yang mulai mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Sehingga akhirnya SD Muhammadiyah Gantong mendapat perbaikan disana-sini dan banyak mendapat murid baru.

Realita seperti ini tidak hanya kita temukan dalam cerita yang bisa memotivasi kita, tetapi juga di zaman sekarang ini. Era Globalisasi, demikian zaman sekarang disebut, semakin berkembangnya teknologi juga mempengaruhi proses belajar-mengajar di sekolah. Dari ketika Guru menerangkan dengan menuliskan materi di papan tulis kapur lalu beralih pada papan tulis putih (menggunakan spidol) dan sekarang Guru tidak perlu susah-susah dan mengeluarkan energi dalam mengajar. Cukup mengetik bahan ajar dan kemudian ditampilkan pada siswa menggunakan proyektor. Guru hanya duduk manis sambil menggerakkan kursor dan murid yang tidak mengerti pun tinggal bertanya. Hampir semua sekolah baik negeri maupun swasta sudah mulai menggunakan kecanggihan teknologi di Era Globalisasi ini. Banyak Guru merasa lebih terbantu karena murid-murid juga dituntut untuk lebih mandiri dalam setiap pengajaran. Namun, tidak semua murid dan Guru bisa menikmati fasilitas tersebut. Meskipun banyak sekolah yang menerapkan, kesenjangan Ekonomi tetaplah ada. Sehingga ada beberapa sekolah tidak mampu ikut serta mengikuti perkembangan zaman sekarang ini.


Masih banyak sekolah-sekolah dengan keadaan bangunan yang sangat memperihatinkan dan bisa dikatakan tidak layak untuk ditempati. Siswa-siswa juga terpaksa menggunakan ruang kelas secara bergantian karena minimnya kelas yang bisa ditempati sebagai ruang belajar. Bahkan sampai ada yang belajar di Kandang Sapi atau Kambing, dan lain-lain. Dana Pemerintah yang dikucurkan pun beberapa tidak sampai kepada pihak yang membutuhkan. Patut dipertanyakan kemana dana itu mengalir. Namun, tak seorang pun tahu jawaban pasti.Harapan mereka pastilah mendapat bantuan dari Pemerintah agar sekolah mereka bisa diperbaiki. Namun, jika hanya mengandalkan harapan yang seolah-olah harapan kosong, mereka pun tidak akan berkembang. Mereka menjadi terlalu menggantungkan diri pada bantuan Pemerintah.

Hendaknya kita harus memiliki semangat dan cara berfikir mandiri agar bisa memerangi keterbatasan fasilitas yang ada. Setiap sekolah pasti memiliki keterbatasan masing-masing. Jika hanya menunggu harapan datangnya bantuan dari Pemerintah tanpa melakukan apapun, juga termasuk hal yang salah. Dalam hal ini, hendaklah para Guru serta Murid bekerja sama menciptakan suasana yang baik, agar bisa mengatasi segala keterbatasan yang ada. Jangan jadikan keterbatasan sebagai halangan, itulah poin penting yang harus diingat oleh para Guru dan Siswa. Tetap mengusahakan semaksimal mungkin di tengah situasi keterbatasan fasilitas sekolah ini.

Para Orang tua pun harus memberikan pengertian pada anak-anaknya, jika keterbatasan fasilitas tidak akan mempengaruhi mereka dalam meraih prestasi yang gemilang dan sukses. Berikan kepada mereka bimbingan perlahan agar mereka menjadi lebih yakin dan tidak lagi menganggap Keterbatasan sebagai sebuah tembok penghalang yang besar. Tetapi menjadikan Keterbatasan menjadi sebuah batu kerikil terjal yang hanya akan membuat tergelincir dan tidak membawa pengaruh besar. Dalam hal ini, Orang tua dan para Guru harus memberikan pendekatan psikis agar Siswa juga lebih mampu terpacu meraih prestasi di tengah Keterbatasan yang menghadang. Ingat, karena setiap ada keinginan pasti ada tujuan.

Sekian dari saya, mohon maaf apabila informasi yang disampaikan kurang lengkap. Kekurangan hanya milik manusia dan kesempurnaan semata-mata hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
Terima Kasih ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar